Randugati.com - Memaknai kalimat “La tahan innalaha ma'ana” sebagai motivasi agar bertambah keyakinan dan sikap pikir positif, maka sangat dianjurkan. Karena makna kalimat yang berarti menyandarkan diri kepada Tuhan, dalam kondisi apapun, adalah bagian dari proses keimanan kita.
Siapapun pasti memiliki
kesedihan, karena manusia lahir dibekali dengan berbagai sifat, kesukaan dan
ragam potensi. Jadi wajar jika setiap manusia memiliki kesedihan lalu
diekspresikan.
Kesedihan adalah rasa yang
mengalami kesenjangan dari yang awalnya bahagia menuju situasi yang membuat
perasaannya berubah, bisa lantaran kehilangan harta benda, atau kehilangan
kekasih yang dicintainya.
![]() |
Sumber: Pixabay |
Karena kesedihan adalah
wilayahnya rasa, maka hal yang perlu kita pahami dan sadari adalah cara
mengatasinya, cara mengatur suasana hati. Mengapa? Wilayah rasa muaranya di
dalam hati, yang mana hati memiliki kepekaan dan naluri sensitivitas
tinggi.
Jangan bersedih, karena Tuhan
bersama kita, adalah bentuk sensitivitas yang harus selalu dikembangkan. Hal
ini menjadi dasar proses keimanan seseorang.
Keimanan bukan hanya wilayah
kepercayaan saja, atau keyakinan saja, tetapi konteks pengenalan dan pemahaman
yang syarat akan sensitivitas atau kepekaan.
Boleh saja orang bersedih,
karena bisa jadi kesedihan adalah bentuk sensitivitas. Tetapi perlu kita
ketahui bahwa setiap kondisi dan perjalanan manusia ada peran utuh yang turut
membersamai, yaitu peran Tuhan.
Maka dari itu, bersedihlah
tetapi yang wajar-wajar saja. Karena Tuhan tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan dalam hal apapun.
Kesedihan yang semakin diberi
ruang, akan menyebabkan gundah dan galau yang berkepanjangan. Kegalauan ini
justru yang membuat tidak sedikit dari kita murung, tidak mau makan, berdiam
diri, bahkan stres berkepanjangan.
Apakah ini kerugian? Tentu
saja, banyak waktu yang terbuang ketika kesedihan melanda. Waktu adalah
peluang, peluang untuk kita berkembang, oleh karena itu, bersedihlah dengan
sewajarnya saja, karena Tuhan selalu bersama kita, walaupun kita kurang
menyadarinya.
La tahzan innalaha ma'ana bukan hanya kalimat yang menunjukkan
pola keimanan, melainkan juga proses menumbuhkan kepekaan kepada kondisi diri
sendiri dan kondisi sosia di antara kita, khususnya sensitivitas kepada Tuhan.
[]
Komentar
Posting Komentar