Bagaimana Hukum Merayakan Ulang Tahun. Sudah tahukah Anda tentang hukum dalam Islam merayakan ulang tahun? Dalam Islam ada beberapa kondisi peringatan hari lahir dapat membuatnya diperbolehkan atau tidak, sesuai dengan niat dan tujuan serta akibat yang terjadi.
Islam membedakan beberapa kondisi perayaan ulang tahun dan juga hukumnya, sebagai berikut.
Menyertai Perayaan Ulang Tahun dengan Ibadah Khusus
Belakangan ini kebanyakan orang merayakan ulang tahunnya dengan ibadah khusus, seperti mengundang anak yatim, berdzikir, beristighfar dan lain-lain. Ibadah ini lebih banyak dilakukan pada saat peringatan hari lahir di bandingkan waktu biasanya.
Baca Juga: Hukum Dalam Islam Terkait Bayi Tabung
Dengan demikian peringatan ulang tahun dengan ibadah seperti ini, termasuk bid’ah yaitu perkara yang tidak terdapat dalam tuntunan agama dan tak pernah diajarkan oleh Rasulullah, namun tetap saja dilakukan.
Dalam HR.An-Nasa’I no. 1578 diungkapkan bahwa setiap bid’ah adalah sesat dan tempatnya di neraka. Maka dari itu, hukum dalam Islam merayakan ulang tahun disertai ibadah khusus adalah haram atau tak perlu dilakukan lagi karena menyimpang dari syariat Islam.
Menjadikan Perayaan Ulang Tahun Hanya Sebagai Kebiasaan Setiap Tahun
Perayaan ulang tahun hanya dianggap sesuatu yang harus diperingati setiap tahun, tanpa menyangkutpautkan dengan perihal agama. Hal tersebut dilakukan hanyalah bersenang-senang dan menanti-nanti datangnya bagaikan hari istimewa.
Kebanyakan orang mengira hal ini boleh dilakukan karena tidak menyertakan ibadah khusus di hari itu. Namun walaupun tidak mengganggu syariat yang ada, tetap saja anggapan ini tidak dibenarkan dan diperbolehkan.
Baca Juga: ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT
Seperti diriwayatkan dalam HR.Abu Dawud no.1134 dan An-Nasa’I no. 1556, menyatakan bahwa Allah menetapkan dua hari baik adalah Idul Fitri dan Idul Adha, selainnya tidak ada yang boleh diistimewakan kecuali ada syariat yang mengaturnya.
Hukum dalam Islam Merayakan Ulang Tahun Sebagai Ajang Bertukar Kado
Dalam perayaan ulang tahun, tidak selalu berpesta pora saja namun berkumpul dengan keluarga dan melakukan kegiatan bersama tanpa memikirkan hal lain yang dapat merusak akidah agama juga sering dilakukan.
Menjadikan hari ulang tahun sebagai momen memberi atau menerima hadiah adalah termasuk mubah yaitu dilakukan maupun tidak keduanya tak memperoleh pahala. Maka peringatan hari kelahiran dengan bertukar kado masih boleh dilakukan.
Hal ini pernah diriwayatkan oleh HR. Bukhari, no. 2585, Rasulullah biasanya menerima kado dan membalasnya. Jika dilihat dari sisi sosial, hal ini dapat menyambung silaturahmi yang baik antar teman dan kerabat.
Merayakan Ulang Tahun Sebagai Tradisi Tiup Lilin
Tradisi ini adalah tradisi yang sudah ada dari dulu kala. Meniup lilin wajib dilaksanakan setiap perayaan ulang tahun. Namun hal ini mirip dengan kebiasaan non muslim. Rasulullahpun tidak pernah menganjurkannya.
Maka dari itu tradisi ini sebaiknya tidak dilakukan karena dirasa tak memiliki dasar kuat. Sebagai umat muslim, Anda harus objektif melihat kebiasaan mana yang sesuai dengan syariat agama.
Baca Juga: 5 Keutamaan Adzan Dalam Hadits Shohih
Jika diajak oleh teman, atau diundang tetaplah datang, untuk membahagiakan mereka yang berulang tahun. Islam tidak pernah melarang untuk membahagiakan sesama. Karena disanapun Anda tidak ikut meniup lilinnya, jadi khusus hal ini masih diperbolehkan.
Demikian artikel tentang Bagaimana Hukum Merayakan Ulang Tahun, jadi saat ini Anda sudah mengetahui hal apa saja yang dilarang agama dan tidak memiliki dasar sebaiknya jangan dulu dilakukan.
Komentar
Posting Komentar