200 Tahun Perang Diponegoro; Refleksi Sejarah dan Konservasi Spirit



Iswaya.my.id - Tahun ini menjadi momentum peringatan sejarah patriotisme Pangeran Diponegoro dalam perang jawa yang berlangsung pada 1825-1830. Pangeran Diponegoro, sang pahlawan nasional yang namanya terukir abadi dalam sejarah perjuangan melawan kolonialisme Belanda menyisakan berbagai warisan yang perlu - bahkan wajib untuk dikaji-reflektifkan.

Dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah itu, perlu kiranya kita membaca kembali spirit patriotisme dalam bentuk gelaran Haul Pangeran Diponegoro dan Laskar Diponegoro. Di Kalipare haul ini akan memasuki tahun yang ke-dua kalinya, sebuah perayaan yang tidak hanya berisi doa dan penghormatan, tetapi juga refleksi atas nilai-nilai perjuangan yang diwariskan olehnya.

Tanggal 18 Oktober 2025 menjadi momentum reflektif bagi masyarakat Kalipare, Malang, dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Di samping peringatan dalam bentuk haul, agaknya membaca patriotisme Pangeran Diponegoro juga perlu diwujudkan dalam bentuk pelestarian aksara jawa. Di mana Babad Diponegoro juga ditulis dalam bentuk aksara jawa.

Ini perlu menjadi semangat untuk melestarikan aksara jawa melalui pendidikan dasar sampai menengah atas.

Rangkaian acara akan dibuka dengan kegiatan “Sinau Aksara” bersama MA Al Ridlo, sebuah langkah kecil namun bermakna besar untuk menjaga jati diri budaya Jawa. Dengan mempelajari kembali aksara dan bahasa Jawa, generasi muda diajak menelusuri jejak intelektual dan spiritual para leluhur, termasuk Pangeran Diponegoro yang dikenal sebagai sosok berpendidikan, religius, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Kegiatan ini bukan sekadar belajar menulis huruf-huruf kuno, melainkan sebuah upaya menyambung kembali memori budaya yang menjadi pondasi moral perjuangan bangsa.

Kedua, membangun empati dan kemanusiaan melalui Pengobatan Tradisional. Selain kegiatan edukatif, panitia juga menyiapkan terapi dan pengobatan tradisional gratis untuk masyarakat. Kegiatan ini mencerminkan nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial yang sejalan dengan semangat Diponegoro—seorang pemimpin yang selalu dekat dengan rakyatnya. Melalui pengobatan tradisional, masyarakat diajak untuk mengenali kembali kearifan lokal Nusantara, bahwa kesehatan bukan hanya urusan medis, tetapi juga bagian dari harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Puncak Haul; Doa, Refleksi, dan Sarasehan

Puncak peringatan akan digelar pada malam hari melalui haul dan sarasehan. Di momen khidmat ini, masyarakat tidak hanya memanjatkan doa bagi arwah sang pahlawan, tetapi juga merenungkan makna perjuangannya dalam konteks masa kini. Para pembicara dan tokoh masyarakat akan berdiskusi tentang keteladanan Diponegoro keberanian menentang ketidakadilan, kesetiaan pada prinsip, serta kecintaannya terhadap tanah air dan rakyat kecil.

Pangeran Diponegoro bukan sekadar tokoh perang; ia adalah simbol perlawanan moral terhadap penindasan. Dalam masa yang penuh tantangan seperti saat ini—ketika bangsa dihadapkan pada krisis moral, sosial, dan lingkungan—semangat Diponegoro menjadi sumber inspirasi. Keberaniannya mengorbankan kenyamanan demi kebenaran adalah pesan universal: bahwa perjuangan sejati tidak selalu di medan perang, tetapi juga dalam menegakkan keadilan, menjaga budaya, dan memperjuangkan martabat bangsa.

Tentu ini menjadi "Momentum Kebangsaan dan Kesadaran Budaya"

Haul Pangeran Diponegoro dan Laskarnya tahun ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang mengenang masa lalu, melainkan momentum kebangkitan kesadaran kebangsaan. Melalui kegiatan yang menggabungkan pendidikan, kesehatan, dan spiritualitas, masyarakat diajak untuk melihat bahwa perjuangan tidak berhenti di tangan para pahlawan, tetapi harus diteruskan oleh generasi hari ini—dengan cara-cara yang relevan dengan zaman.

Semoga semangat Pangeran Diponegoro senantiasa hidup dalam setiap langkah anak bangsa, dalam keberanian berpikir merdeka, keteguhan menjaga nilai, dan kepedulian terhadap sesama. Karena mengenang Diponegoro sejatinya bukan hanya soal masa lalu, melainkan menghidupkan kembali jiwa perjuangan dalam kehidupan masa kini.[]

Komentar

Posting Komentar