Animisme, Agama Paling Tua (?)


Dari FB: Reya de Bruyére

1/

Sering orang bilang, sebelum Hindu datang ke Nusantara, nenek moyang kita telah memiliki keyakinan akan "Sesuatu-Yang-Spiritual".

Ajaran tentang "Yang-Spiritual" ini dikenal dengan istilah Animisme. Definisi animisme itu sendiri adalah:

"spiritual beings concerned with human affairs and capable of helping or harming human interests."

Jadi, para penganut ajaran Animisme meyakini keberadaan hal-hal yang bersifat spiritual, yang sekaligus memiliki perhatian maupun peranan terhadap kehidupan manusia. Hal-hal spiritual ini bahkan mampu menolong dan memenuhi kebutuhan apapun dari manusia.

Pertanyaannya: jika memang keyakinan animistik ini sudah ada di Nusantara sebelum kedatangan agama Hindu dari India, apakah keyakinan animistik yang sama sudah ada di India sebelum agama Hindu datang?

Jawabannya: iya! Sebelum agama Hindu, orang-orang India menganut ajaran Animisme. Burjor Avari mengatakan:

"The bards and priests of ancient India also 

remind us of the religious diversity of ancient India. Most aborigines were 

animistic nature-worshippers, but the people of the first civilisation of India, 

the Harappans, were perhaps beginning to develop some rituals and practices 

that formally metamorphosed into a more sophisticated religious structure 

known later as Vedic Hinduism."

Para penyair dan agamawan dari India Kuno telah mengingatkan kita semua tentang adanya keragaman pada masa India Kuno. Orang-orang asli adalah penyembah alam yang animistik, namun orang-orang India dari peradaban pertama, Harappa, mulai mengembangkan beberapa ritual dan praktik yang secara formal  bermetamorfosa ke dalam struktur keagamaan yang lebih canggih, yang di kemudian hari dikenal sebagai agama Hindu Weda.

Dengan kata lain, agama Weda merupakan buah matang, ranum dan manis dari keyakinan animisme sebelumnya. Perubahan dari animisme ke agama Weda disebut melalui proses "Fusi Kebudayaan" (cultural fusion). Burjor Avari mengatakan:

"This new structure was the result of a cultural fusion between the ancient Indians and the incoming Indo-Iranian Aryans."

Struktur keyakinan yang baru, yang lebih matang, lebih ranum dan manis itu adalah agama Weda, sebagai hasil dari proses Fusi Kebudayaan antara animisme India Kuno dan kebudayaan Aryan dari Indo-Iran. 

Pengertian Fusi Kebudayaan itu sendiri adalah:

"Cultural fusion is the process through which new-comers to a culture adopt behaviors/traits of the dominant culture and maintain elements of their minority identity to function in the dominant culture".

Sebuah proses yang menggambarkan tentang para pendatang baru pada sebuah kebudayaan tertentu, yang kemudian mengadopsi banyak perilaku, watak, karakter, dan sifat dari kebudayaan lama yang sudah dominan, sekaligus mempertahankan identitas minoritas agar tetap berfungsi dalam kebudayaan dominan. 

Dengan demikian, kebudayaan dominan di India, yang dikenal sebagai Agama Weda, tetap mempertahankan ajaran tentang adanya hal-hal spiritual yang menaruh perhatian pada kehidupan manusia dan bahkan mampu menolong serta mengabulkan kebutuhan manusia. Lebih sederhananya, animisme bertahan kuat dalam agama Hindu Weda.

Sumber: Burjor Avari, India The Ancient Past, (Oxon: Routledge, 2007), pp. 12.


2/

Jika anisme memang mungkin menjadi agama tertua, lalu apa bukti materialnya, di luar soal ide?

Jawabannya: teks. Sebuah ide pasti tertuang pada teks. Dalam istilah ilmu linguistik dikenal "parole" dan "langue".

Parole adalah konsep wujud konkrit, sedangkan Langue adalah konsep tentang wujud abstrak. Misalnya, seseorang punya ide/gagasan di dalam otaknya maka gagasan itu masih disebut "Langue". Tetapi, jika sudah diucapkan, apalagi dituliskan maka ucapan dan tulisan tersebut akan disebut "Parole", sebab wujudnya konkrit, nyata.

Parole itu sendiri dibagi menjadi dua macam: pertama, bahasa yang bisa dipahami (writing system). Kedua, bahasa yang belum bisa dipahami dan masih dalam proses memahaminya (undeciphered writing system).

Sumber: Arahfajar


Berikut adalah urut-urutan Parole sebagai Bahasa yang Dipahami, mulai dari yang paling tua usianya sampai yang paling muda.


1. Mesir (2690 SM.)


2. Sumeria (2600 SM.)


3. Kan'an, Akkadia, dan Eblait (2400 SM.)


4.  Elamit (2250 SM.)


5. Hur (2100 SM.)


6. Hitti (1700 SM.)


7. Palaic (1600 SM.)


8. Yunani (1450 SM.)


9. Luwian dan Hatti (1400 SM.)


10. Ugarit (1300 SM.)


11. China (1200 SM.)


11. Phoenisia, Aramaik dan Ibrani (1000 SM.)


12. Latin (700 SM.)


13. Persia (500 SM.)


14.  Dewanagari/Brahmi (260 SM.)


15. Tamil (200 SM.)


16. Sanskrit (100 SM.)


17. Arab (328 M.)


18. Champa (350 M.)


19. Gothic (400 M.)


20. Belanda (510 M.)


21. Jerman (600 M.)


22. Korea (591 M.)


23. Kamboja (611 M.)


24. Jepang (650 M.)


25. Melayu (683 M.).


26. Jawa (804 M.)


27. Bali (883 M.)

Sumber: "List of languages by first written accounts," (wikipedia)

Dengan kata lain, upaya kita menelusuri jejak animisme adalah perjalanan panjang yang belum menemukan titik terang. Atau, minimal kita harus belajar gagasan Abad 27 SM di Mesir.

Komentar