Menstruasi Belum Tentu Dewasa, Kok Bisa? Berikut Penjelasannya



Multaqo – Kedewasaan seseorang tidak bisa ditentukan dari umur atau indikator biologis lainnya. 

Dalam salah satu artikelnya, Kyai Husain Muhammad menuliskan pandangannya saat diminta untuk diskusi tentang sebuah pernikahan, berikut adalah kutipannya:

Kedewasaan perempuan seyogyanya tidak diukur hanya berdasarkan indikator biologis (menstruasi), melainkan juga indikator kesehatan reproduksi (rahim yang sehat dan kuat), kesehatan intelektual (berpikir mandiri), dan kecakapan bertindak (kesehatan tubuh untuk bekerja).(KH. Husain Muhammad)

Dalam pandangan ini sebenarnya ada peluang pintu ijtihad yang terbuka. Di mana pandangan fiqih melihat bahwa kedewasaan seseorang dilihat dari indikator biologis seperti menstruasi atau umur yang dianggap mencukupi. 

Namun dari pandangan beliau yang memunculkan pandangan baru tentang kedewasaan seseorang. 

Karena memang kedewasaan bukan urusan umur semata, melainkan urusan kesadaran intelektual, pola sikap dan pola pikir, kepekaan dan lain sebagainya. 

Pertanyaannya adalah apakah kemudian konsep “Seje Desa Masa Cara” atau dalam pandangan pepatah Arab yang dikutip oleh Kyai Husain Muhammad, “Li Kulli Maqam Maqal”, wa “Li Kulli Maqal Maqam

Setiap tempat memiliki wacana, pemikiran, tradisi dan peradaban masing-masing. Sehingga konsep kedewasaan pun begitu. 

Yang jelas, kedewasaan melekat pada diri manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga sebagai manusia ruang yang sangat luas (mikro kosmos) manusia memiliki kondisi mental dan kesadaran yang beragam.

Jika titik poinnya di sini adalah kedewasaan, baik laki-laki atau perempuan, maka pandangan Kyai Husain Muhammad sangat relevan. 

Khususnya perempuan, yang tidak jarang dipandang memiliki kondisi personal yang kompleks dan sangat sulit ditebak. 

Tidak jarang menjadi pembahasan gender yang sampai detik ini masih berkembang terus menerus, karena saking sempitnya wilayah dan ruang gerak perempuan. 

Apakah ini berkaitan dengan kedewasaan dan pengambilan sikap? Tentunya iya, karena yang namanya manusia memiliki potensi naluriah sejak lahir, bahkan sejak ditetapkan di laukhil Mahfudz. 

Oleh karena itu, kembali lagi bahwa kedewasaan bukan urusan yang berkaitan dengan indikator biologi saja, melainkan juga pada aspek Ruhiyah, akliyah dan dzauqiyah.

Aspek mental, aspek spiritual atau kedalaman rasa, dan aspek kecerdasan atau intelektualitas.[]


Komentar