![]() |
Multaqo.com |
Multaqo - Dalam salah satu pesan yang – oleh Mbah Nun sampaikan kepada anak cucu beliau, khususnya jama’ah maiyah adalah “di wilayah usaha dan kerja keras itulah letak hidup manusia. Kecuali kalau manusia adalah Tuhan, maka wilayahnya bisa sampai pada kepastian berhasil.” (sumber: Caknun.com)
Pesan ini, bagi saya pribadi seperti air yang menghilangkan dahaga di kala terik. Di masa pandemi yang serba ketakutan, berita-berita hoaks yang bertebaran, penderitaan-penderitaan atas kekurangan, surutnya dan lapuknya roda perekonomian, bahkan dalam istilah jawa ada satu pasemon yang berbunyi, “glimpang soblukane”
Artinya, sudah benar-benar kering kerontang. Bahkan mau berharap kepada siapa lagi, pemerintah, pengusaha, youtuber kaya, atau siapa? Kok agaknya riskan.
Dari pesan Mbah Nun di atas jelas, bahwa tugas manusia adalah berusaha dan bergerak kemudian meyakini bahwa Tuhan bertanggung jawab atas Janji-JanjiNya.
Yang petani, ya merawat tanamannya sebagai titipan dari Tuhan, karena sudah ditumbuh suburkan. Yang pedagang atau pengusaha juga bekerja dengan sebaiknya dan tidak merugikan siapapun, karena ketika anda memiliki laba, hal itu murni atas kehendakNya. Begitu juga dengan profesi-profesi yang lain.
Oleh karena itu, merubah pola pikir yang dulu berpegang teguh pada keyakinan akan kemampuannya sendiri, sekarang meyakini bahwa dalam setiap hal ada campur tangan dan prosentase Tuhan.
Kembali kepada pesan beliau di atas, bahwa wilayah manusia adalah bekerja, berusaha, dan bergerak, sedang wilayah Tuhan sudah menentukan, Ia Berkehendak.
Jika di masa pandemi ini, menganggap bahwa rejeki itu berkurang, secara tidak langsung meniadakan Tuhan. Oleh sebab itu, apapun kondisinya, sebagai manusia kita tetap ikhtiar dan bekerja keras, apapun itu, asal Tuhan tidak marah kepada kita.[]
Komentar
Posting Komentar